Tuma'ninah Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tuma'ninah adalah termasuk dalam rukun sholat, yang berarti hukumnya wajib dilaksanakan. Tuma'ninah sendiri bisa diartikan sebagai tenang, tidak terburu-buru. Banyak yang mengartikan tuma'ninah sebagai berhenti sejenak, atau berhenti sebentar. Pengartian seperti ini tidaklah salah karena berhenti sejenak adalah tahap awal dari tenang. Tahap lanjut yang ingin dicapai dari tenang itu sendiri adalah kondisi hening, suatu kondisi yang sangat diidamkan. Seseorang yang mencapai kondisi ini bisa mendapat manfaat yang luar biasa, seorang seniman bisa mendapat ilham untuk karyanya, orang yang kelelahan bisa mendapat energi berlimpah sehingga segera pulih kembali, tak jarang juga yang mendapatkan pencerahan batin, atau mendapat jawaban dari masalah-masalah yang pelik, dan manfaat-manfaat luar biasa lainnya. Sayangnya kondisi hening tidaklah mudah dicapai dan membutuhkan waktu yang relatif lama, yang jarang dimiliki oleh manusia yang hidup di jaman hiruk pikuk ini, yang maunya serba cepat dan instant.

Maka minimal yang harus dilakukan sehubungan dengan tuma'ninah adalah berhenti sejenak atau berhenti sebentar. Dan inipun terkadang sulit untuk dilakukan. Dalam fisika dikenal Hukum Kelembaman, bahwa segala sesuatu cenderung mempertahankan keadaan semula. Benda bergerak akan tetap bergerak dan benda diam akan tetap diam kecuali ada gaya resultan yang bekerja pada benda itu. Orang yang sibuk akan sulit sekali untuk tuma'ninah, untuk berhenti sejenak, mau sholat saja sudah lumayan katanya. Padahal berhenti sejenak adalah salah satu latihan teknik pengendalian diri. Manusia bukan benda mati, manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan lingkungannya, termasuk dirinya sendiri. Manusia harus mampu mengendalikan dirinya sendiri, bukan hanya bagaimana caranya bergerak, tetapi juga caranya berhenti. Dalam prakteknya di kehidupan sehari-hari saat ini, kemampuan ini sangat dikhawatirkan semakin menurun.

Contoh yang paling umum adalah dalam hal berlalu lintas. Semakin jarang saja orang yang mau berhenti apabila mau masuk ke jalur atau jalan yang lebih besar, terutama sepeda motor. Dan ini seringkali menimbulkan kecelakaan yang seharusnya bisa dihindari. Anehnya lagi, justru pengemudi yang berhenti seringkali diklakson bahkan dimarahi oleh pengemudi yang dibelakangnya. Nah, apabila dalam hal yang sederhana seperti itu saja pengendalian diri untuk berhenti sejenak sulit untuk dilakukan, apalagi untuk hal-hal lain yang lebih besar. Sulit bagi seseorang untuk mengetahui kapan dia harus berhenti, untuk tidak melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan. Hal itu karena memang dia tidak terlatih untuk itu. Banyak permasalahan baik yang kecil sampai yang besar, korupsi misalnya, terjadi karena seseorang tidak tahu kapan dia harus berhenti. Berhenti sejenak untuk menjernihkan pikiran, untuk memikirkan resiko dari perbuatan yang akan dilakukannya, untuk meredam hawa nafsunya, dan untuk tidak melakukan perbuatan yang akan disesalinya di kemudian hari. Tuma'ninah, tenang dan tidak tergesa-gesa, atau yang dalam bentuk paling sederhananya adalah berhenti sejenak, merupakan salah satu bentuk pengendalian diri yang sangat penting, yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan itu dimulai dari sholat anda.