Korupsi: Mental Pejabat atau Budaya Masyarakat?

Korupsi di negara ini sudah seperti nasi, menjadi makanan sehari-hari. Sulit sekali memberantas korupsi, karena bagaikan pejuang yang tak kenal menyerah, mati satu tumbuh seribu. Perhimpunan para koruptor tak pernah kekurangan stok. Regenerasi berjalan dengan lancar.

Timbullah suatu pertanyaan, kenapa semua pejabat cenderung korup. Tak peduli yang sudah senior, maupun yang masih ingusan. Apakah ini penyakit mental pejabat? atau ini budaya masyarakat? Karena dulunya para pejabat itu juga masyarakat biasa kan. Mungkin bibit-bibit korupsi itu sudah ada sejak dulu sebelum mereka menjadi pejabat.

Mari kita lihat ke masyarakat, adakah bibit-bibit korupsi itu di sana? Dan inilah yang terjadi di daerah saya (saya tidak tahu apakah di tempat lain juga seperti ini):
Kalau kita beli buah di pasar, sesudah milih-milih yang bagus, sampai rumah ternyata sudah diselipin buah yang nggak segar lagi. Kalau beli bensin, si tukang bensin sering main-mainin handle-nya, katanya sih bisa ngurangin literannya. Ibu-ibu yang ribut kalau uang kembaliannya kurang, tapi ngeloyor aja kalau kalau kembaliannya lebih. Pedagang yang ngurangin timbangan atau takaran. Ada yang ngurangin kualitas. Dan seterusnya, bahkan sampai yang jahat, penjual makanan yang tega meracuni konsumennya demi menghemat biaya. Dan mungkin masih banyak lagi, yang intinya mengambil untung dengan mengambil hak atau merugikan orang lain. Bukankah itu semua adalah korupsi? Hanya saja skalanya kecil-kecilan, karena itu lalu dibiarkan, dan akhirnya menjadi sesuatu yang umum dan biasa.

Jangan-jangan sebenarnya bibit-bibit korupsi ini sudah ada di masyarakat dan tersebar luas. Nah setelah mendapat lahan yang basah, maka bibit itupun menjadi berkembang subur. Jangan-jangan kita semua ini (yang belum pernah korupsi) adalah calon-calon koruptor juga, hanya saja belum terbukti karena belum mendapat kesempatan. Benarkah para pejabat itu yang menularkan watak korupsi ke masyarakat? Ataukah sebaliknya? Atau kedua-duanya? Mari kita mulai dengan berkaca, dan mulai belajar menertawakan diri sendiri kalau ternyata bibit itu ada di dalam diri kita juga, walaupun masih terkubur dalam-dalam saat ini.
  1. Sepertinya koruptor emang udah mentalnya dari sononya. Masyarkat juga begitu. Tidak ada hubungan anatara kedua hal tersebut. Terimakasih
    menang BERSAMA
    Hidup Adalah Perjuangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya...
      Trims juga sudah mampir di blog ini :)

      Hapus