Terlalu Nyaman Itu Tidak Baik Bagi Lingkungan Kerja


Segala sesuatu yang 'terlalu' itu pasti tidak baik. Kurang makan bisa kurang gizi, terlalu banyak makan bisa obesitas. Kurang tidur bisa lemes, terlalu banyak tidur jadi males. Terlalu miskin jelas tidak baik, terlalu kaya juga tidak baik, biarpun banyak orang yang pasti tidak setuju, tetapi memang begitulah adanya.

Demikian pula dengan terlalu nyaman. Lingkungan kerja yang nyaman adalah salah satu faktor kunci dalam pencapaian kinerja yang tinggi. Kurang nyaman pasti akan menimbulkan masalah-masalah yang tidak perlu yang bisa menghambat prestasi kerja. Tapi terlalu nyaman pasti juga tidak baik karena bisa melenakan seseorang dari tujuan utama bekerjanya. Contoh: kursi kerja haruslah cukup nyaman sehingga bisa mendukung pekerja untuk selalu dalam posisi yang siap menjalankan pekerjaannya dalam jangka waktu yang lama, istilah ilmiahnya adalah ergonomis. Sebaliknya, kursi yang terlalu nyaman justru akan membuat pekerja tertidur. Apalagi menyediakan tempat tidur di tempat kerja, jelas sangatlah berlebihan.

Pengkondisian lingkungan kerja tidak terbatas di posisi khusus pekerja saja, tapi juga harus mencakup juga daerah umum seperti kantin dan ruang tamu. Kantin harus nyaman untuk makan, tapi tidak boleh nyaman untuk ngobrol berlama-lama. Ruang tamu adalah untuk tamu, bukan untuk pegawai, jadi sebaiknya di tempatkan di tengah-tengah dan dekat dengan ruang atasan. Tempat-tempat yang bisa dipakai untuk ngobrol harus diminimalisir semaksimal mungkin. Sebagaimana contoh kantin di atas terdapat dua tujuan, kantin bertujuan untuk makan, tapi berada di lingkungan kerja, maka tujuan kerja yang lebih diutamakan harus dikombinasikan dengan tujuan makan.

Dengan kata lain, biarpun definisi dari nyaman itu sendiri bisa diperdebatkan, tapi semua bisa dikembalikan kembali terhadap tujuan utama yang ingin dicapai dari pengkondisian lingkungan tersebut.
...