Selamat Tinggal Pancasila

Pancasila masih dibaca di setiap upacara kenegaraan di sepanjang tahun. Tetapi itu hanya sekedar suara yang melintas di udara saja. Tidak ada gaungnya yang menggema di dalam dada, apalagi di jiwa. Bulan Juni, bulan Pancasila, segera berlalu, dan Pancasilapun akan kembali menghilang dari kehidupan sehari-hari. Pancasila hanya akan dibicarakan di kalangan siswa sekolah dan para akademisi saja. Selamat tinggal Pancasila, sampai jumpa 11 bulan lagi.

Pancasila sarat berisi nilai-nilai luhur bangsa. Tetapi semua itu sangat tergantung kepada manusianya. Sebaik apapun suatu alat, falsafah, atau ajaran, tidak akan ada manfaatnya, jika manusianya tidak melaksanakannya, atau tidak tahu cara penggunaannya.

Pancasila adalah milik seluruh bangsa Indonesia, bukan milik kalangan tertentu, atau komoditi bagi pihak-pihak tertentu. Dengan kondisinya yang cukup memprihatinkan saat ini, maka seharusnya segala akses terhadap Pancasila dibuka seluas-luasnya, tanpa dipersulit atau dipolitisir sedikitpun. Agar Pancasila bisa segera memasyarakat kembali. Agar Pancasila tidak menjadi barang yang eksklusif, yang semakin menjauh dari masyarakat.

Marilah kita buktikan bersama, bahwa Pancasila bisa di-aplikasi-kan dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, janganlah putus dalam membahas atau menulis tentang Pancasila. Tidak masalah apakah tulisan itu benar atau salah, selama niatnya baik. Marilah selalu menghidupkan ajakan untuk berpikir tentang Pancasila. Agar tumbuh ide-ide baru yang cemerlang tentang Pancasila. Agar bangsa ini bisa segera bangkit dari keterpurukan, dan beranjak menuju kejayaan. Jadilah patriot bangsa. Persembahkan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Dan sekedar sebagai contoh, inilah ide sederhana saya tentang Pancasila:


1341015155488679686


Selamat tinggal Pancasila. Semoga kita diberi umur panjang, dan dapat bertemu lagi tahun depan.

...