Telur, Ayam, dan Tokoh Masyarakat

Ini adalah tebakan lama:







Duluan mana telur dengan ayam? Ya jelas telur
Duluan mana ayam dengan telur? Ya ayamlah...
Yang jelas saat ini ayam tidak akan ada tanpa telur, dan telur tidak akan ada tanpa ayam. Keduanya saling kait mengkait.

Analogi di atas mungkin kurang pas, tapi biarlah...saya paksain saja:
Begitu jugalah ibaratnya manusia dengan lingkungannya.

Lingkungan pasti akan mempengaruhi orang di dalam lingkungan itu, dan juga sebaliknya, orang yang berada di suatu lingkungan pasti akan mempengaruhi lingkungan tersebut. Semakin berpengaruh seseorang, maka akan semakin besar pengaruhnya pada lingkungannya. Seorang yang biasa-biasa saja pasti beda pengaruhnya dibandingkan dengan seorang tokoh masyarakat. Oleh karena itu setiap pemikiran, ucapan, dan tindakan dari tokoh masyarakat pasti akan menimbulkan pengaruh tertentu yang cukup besar di masyarakat.


Mari kita lihat dalil:
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (Hadist)

Sudah banyak yang membahas tentang dalil ini dan contoh-contohnya. Saya justru ingin membahas kebalikannya, yaitu contoh-contoh dari perbuatan buruk dan tidak bermanfaat, karena inilah yang kebetulan sedang menjadi trend saat ini. Kembali ke dalil di atas, mungkin dalil tersebut bisa dikembangkan antitesisnya menjadi:

"Seburuk-buruknya manusia adalah yang paling tidak bermanfaat bagi orang lain"
atau,
"Seburuk-buruknya manusia adalah yang paling menimbulkan kerusakan bagi orang lain"
atau,
"Seburuk-buruknya manusia adalah yang paling membawa mudharat bagi masyarakat"
atau,
"Seburuk-buruknya manusia adalah yang paling membawa pengaruh buruk bagi orang lain atau masyarakat"

Nah jika pernyataan di atas disetujui, maka orang yang paling membawa mudharat adalah orang yang mempunyai pengaruh luas di masyarakat yang memberikan contoh buruk dan jauh dari manfaat. Itulah seburuk-buruknya manusia. Dan orang yang mempunyai pengaruh luas bisa disebut sebagai tokoh masyarakat. Yang paling pertama di negeri ini tentu saja adalah presiden, kemudian wakil rakyat, dan seterusnya sampai ke ketua RT mungkin. Termasuk juga para pemuka agama, pemuka adat, dan seterusnya bahkan sampai ke selebritis. Mereka-mereka ini kalau sampai memberikan contoh buruk, maka pertanggungjawabannya bukan hanya terhadap apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri, tetapi juga apa yang terjadi di masyarakat atau orang lain, akibat dari ulah mereka. Mungkin sekarang mereka masih bisa menghindar, tetapi tidak kelak.
...