Satu kebaikan akan membawa ke kebaikan yang lain, satu keburukan akan membawa ke keburukan yang lain. Demikianlah pentingnya suatu lingkungan yang baik
Ketulusan harus ada di suatu lingkungan. Lingkungan yang penuh intrik pasti akan menyulitkan siapapun yang tinggal di sana. Ketulusan ini harus dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari dengan adanya keselarasan antara ucapan, tulisan dan perbuatan.
Aturan yang jelas tentang mana yang boleh mana yang tidak boleh sangatlah dibutuhkan. Ini bertujuan untuk mengurangi gangguan-gangguan yang tidak perlu dalam mencapai tujuan. Agar mudah untuk memusatkan perhatian ke tujuan. Lingkungan harus dibuat sekondusif mungkin untuk tujuan ini. Segala macam pengalih perhatian, pengganggu pikiran, hal-hal yang tidak perlu atau tidak relevan diminimalisir semaksimal mungkin. Dan selanjutnya fasilitas untuk mencapai tujuan harus dilengkapi.
Tidak ada sesuatu yang besar diperoleh dengan cara-cara kecil. Bersantai-santai tidak akan pernah membawa seseorang ke tujuan besar. Yang bekerja keras saja belum tentu berhasil, apalagi yang bekerja setengah hati. Dedikasi total terhadap tujuan adalah mutlak diperlukan. Sifat egois atau keakuan harus dilebur menjadi penyerahan total terhadap sistem yang bekerja. Dengan demikian seseorang tidak akan menghambat jalan sistem, tapi malah bersinergi dalam mencapai tujuan bersama.
Itikat baik pasti akan mendapat jalan yang baik. Jika sistem ternyata tidak sebaik yang diharapkan, maka dengan itikat baik, seseorang akan memberikan pengaruh baik ke sistem. Dan diapun akan semakin membaik juga. Dengan kemauan yang keras dan prasangka baik, maka itikat baik pasti akan mudah mendapatkan jalan yang baik. Lakukan perubahan jika bisa, dan jangan terlalu banyak protes, karena itu justru tidak akan optimal dalam melakukan perubahan.
Hidup ini adalah sementara, maka berusahalah yang terbaik, berikanlah yang terbaik, tetapi tetap nikmatilah prosesnya dengan cara yang baik. Carilah kesenangan dalam bekerja, bekerja harus serius, biarpun begitu tetap bisa dibuat menyenangkan dengan banyak macam cara yang positif. Bekerja tidak harus terburu-buru, tetapi pasti dalam setiap langkah dan tahapannya. Terukur dan teruji. Maka tujuanpun pasti akan tercapai. Setiap orang pasti akan memetik buah kebaikannya sendiri.
“Bekerjalah untuk duniamu, seakan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu mati besok.” (Kata mutiara - Bukan Hadist)
Ketulusan dalam bekerja harus dikedepankan. Tidaklah perlu berpolitik dalam bekerja. Orang yang tulus pasti dapat pertolongan dari mana saja. Dan pasti akan mendapat pertolongan dari Tuhan. Bekerja dengan tulus ikhlas dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan sesudah bekerja semaksimal mungkin, adalah jauh lebih baik dan lebih pintar daripada berpolitik. Dikatakan bahwa 'Orang bijaksana seringkali terlihat seperti orang bodoh'. Tidak jarang orang yang terjerat oleh intrik-intriknya sendiri.
Gesekan-gesekan dengan rekan kerja pasti sering terjadi. Tetapi itu tidaklah boleh menghilangkan ketulusan bekerja, apalagi sampai menimbulkan keinginan untuk membalas atau mencelakakan. Bersabar dan terus maju adalah jauh lebih baik. Semua pasti akan menemukan jalan keluar jika saatnya tiba. Ingat, pertolongan pasti akan datang dari arah mana saja, karena Tuhan tidak pernah tidur.
Konsentrasi dan fokus sangat menentukan dalam pencapaian tujuan. Segala macam urusan pribadi harus dikesampingkan selama jam kerja. Jam kerja tidaklah menyita waktu seseorang sampai habis. Masih banyak waktu tersisa di luar jam kerja untuk menyelesaikan urusan pribadi. Maka, jam kerjapun harus dipergunakan seefektif mungkin. Lembur tidak boleh ada, kecuali kondisi darurat, dan ini berarti jarang dilakukan dan tidak boleh dibiasakan. Berangkat ke tempat kerja tujuannya adalah untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu, tujuan selain itu hanya akan menghambat jalannya kerja saja. Jangan sibuk bernyaman-nyaman selama kerja.
Anggaplah setiap tugas sebagai kondisi darurat yang harus segera diselesaikan. Tetapkan proritas pekerjaan, dan segera selesaikan semuanya. Jangan ditunda-tunda, atau ada yang ditinggalkan. Karena bisa jadi anda tidak punya waktu lagi untuk menyelesaikan jika ditunda-tunda, misalnya karena ada keperluan yang mendadak. Bekerja harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, bukan sekedar menunggu waktu lewat. Jika seperti itu, maka sia-sialah waktu dan hidup seseorang. Harus selalu ada kemajuan, entah besar atau kecil.
Bekerja tidak boleh egois. Tidak boleh menyelesaikan pekerjaan sendiri, tapi malah menghambat pekerjaan prang lain, atau malah memberi kerjaan atau masalah baru bagi orang lain untuk dibereskan. Lakukan pekerjaan sebaik mungkin, sesempurna mungkin. Dengan demikian ada kepuasan di hati, tidak ada ganjalan di hati, dan selesai jam kerja bisa pulang dengan dada lapang dan bisa tidur dengan nyenyak. Maka tidak perlu ada penghargaan kerja berupa sertifikat, karena kepuasan hati itu sendiri adalah sertifikat yang tak ternilai harganya.
Manusia tidaklah se-multitasking komputer, apalagi jika sedang menghadapi masalah yang sangat menyita perhatian. Karena itu segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan sebaiknya dikesampingkan dulu. Dan segala permasalahan yang terjadi di lingkungan kerja janganlah dijadikan alasan untuk demotivasi, tapi sebaliknya, malah dijadikan pelecut untuk lebih keras dalam bekerja. Karena permasalahan akan membawa seseorang ke level yang lebih tinggi jika dia bisa menyikapinya dengan benar. Karena lingkungan bekerja memang didesain untuk bekerja dan mencapai tujuan tertentu, bukan untuk menyiksa atau menghancurkan seseorang.
--- bersambung --- inprogress ---
Update terakhir:
Sebenarnya postingan ini adalah terjemahan bebas dari sebuah blog yang membahas ajaran hidup tertentu, yang lalu saya coba tuliskan ulang jika diterapkan di sebuah lingkungan kerja. Sayangnya sampai saat ini saya merasa belum sanggup untuk meneruskan kelanjutan postingan ini karena satu dan lain hal. Tentu saja apa yang tertulis di atas masih jauh dari cukup untuk menjelaskan mengenai 'pentingnya lingkungan kerja yang baik' yang selengkapnya. untuk itu saya mohon maaf. Akhirul kata, bekerja seharusnya bisa menjadi kegiatan semacam meditasi diri, yang bisa membawa seseorang semakin baik hari demi hari, lahir batin dan pikirnya, dan bukannya malah sebaliknya. Terima kasih.
Konsentrasi dan fokus sangat menentukan dalam pencapaian tujuan. Segala macam urusan pribadi harus dikesampingkan selama jam kerja. Jam kerja tidaklah menyita waktu seseorang sampai habis. Masih banyak waktu tersisa di luar jam kerja untuk menyelesaikan urusan pribadi. Maka, jam kerjapun harus dipergunakan seefektif mungkin. Lembur tidak boleh ada, kecuali kondisi darurat, dan ini berarti jarang dilakukan dan tidak boleh dibiasakan. Berangkat ke tempat kerja tujuannya adalah untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu, tujuan selain itu hanya akan menghambat jalannya kerja saja. Jangan sibuk bernyaman-nyaman selama kerja.
Anggaplah setiap tugas sebagai kondisi darurat yang harus segera diselesaikan. Tetapkan proritas pekerjaan, dan segera selesaikan semuanya. Jangan ditunda-tunda, atau ada yang ditinggalkan. Karena bisa jadi anda tidak punya waktu lagi untuk menyelesaikan jika ditunda-tunda, misalnya karena ada keperluan yang mendadak. Bekerja harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, bukan sekedar menunggu waktu lewat. Jika seperti itu, maka sia-sialah waktu dan hidup seseorang. Harus selalu ada kemajuan, entah besar atau kecil.
Bekerja tidak boleh egois. Tidak boleh menyelesaikan pekerjaan sendiri, tapi malah menghambat pekerjaan prang lain, atau malah memberi kerjaan atau masalah baru bagi orang lain untuk dibereskan. Lakukan pekerjaan sebaik mungkin, sesempurna mungkin. Dengan demikian ada kepuasan di hati, tidak ada ganjalan di hati, dan selesai jam kerja bisa pulang dengan dada lapang dan bisa tidur dengan nyenyak. Maka tidak perlu ada penghargaan kerja berupa sertifikat, karena kepuasan hati itu sendiri adalah sertifikat yang tak ternilai harganya.
Manusia tidaklah se-multitasking komputer, apalagi jika sedang menghadapi masalah yang sangat menyita perhatian. Karena itu segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan sebaiknya dikesampingkan dulu. Dan segala permasalahan yang terjadi di lingkungan kerja janganlah dijadikan alasan untuk demotivasi, tapi sebaliknya, malah dijadikan pelecut untuk lebih keras dalam bekerja. Karena permasalahan akan membawa seseorang ke level yang lebih tinggi jika dia bisa menyikapinya dengan benar. Karena lingkungan bekerja memang didesain untuk bekerja dan mencapai tujuan tertentu, bukan untuk menyiksa atau menghancurkan seseorang.
--- bersambung --- inprogress ---
Update terakhir:
Sebenarnya postingan ini adalah terjemahan bebas dari sebuah blog yang membahas ajaran hidup tertentu, yang lalu saya coba tuliskan ulang jika diterapkan di sebuah lingkungan kerja. Sayangnya sampai saat ini saya merasa belum sanggup untuk meneruskan kelanjutan postingan ini karena satu dan lain hal. Tentu saja apa yang tertulis di atas masih jauh dari cukup untuk menjelaskan mengenai 'pentingnya lingkungan kerja yang baik' yang selengkapnya. untuk itu saya mohon maaf. Akhirul kata, bekerja seharusnya bisa menjadi kegiatan semacam meditasi diri, yang bisa membawa seseorang semakin baik hari demi hari, lahir batin dan pikirnya, dan bukannya malah sebaliknya. Terima kasih.
siiiip
BalasHapustrims :)
Hapusmaaf artikel ini bersambung terus nggak sempat diselesaikan... :)
bekerjalah untuk duniamu, seakan kamu hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu mati besok
BalasHapus==============
Ini sepertinya akan saya copas teman. Terimakasih
Gangguan sosial ada untuk mendewasakan kita.
Salam sahabat.
Ungkapan di atas itu dipercaya dikatakan oleh sahabat Rasulullah, jadi saya juga mengcopas saja :) . Trims komennya...
Hapus