"Gantungkan cita-citamu setinggi langit." (Bung Karno)
Mengapa harus setinggi langit? Bukankah semakin tinggi harapan semakin sulit mencapainya? Dan harapan yang tak tercapai hanya akan menimbulkan kekecewaan? Dan kekecewaan akan menimbulkan sakit hati dan penyakit lainnya?
Apakah tidak lebih baik kalau hidup itu mengalir saja? Jalani saja hidup sebaik-baiknya, dan biarlah kehidupan yang akan menentukan, akan menjadi apa kita kelak?
Banyak argumentasi yang bisa menjelaskan, bahwa lebih baik mempunyai cita-cita yang tinggi daripada hanya sekedar cita-cita yang sekedarnya, atau bahkan tidak punya cita-cita sama sekali. Salah satunya adalah ini:
Orang yang bercita-cita tinggi akan cenderung bergerak ke arah cita-citanya itu. Semakin tinggi cita-citanya maka semakin luas wawasannya, semakin besar dan dalam pola pikirnya, semakin fokus dan terarah pola hidupnya. Dengan kata lain, orang yang bercita-cita tinggi cenderung akan berpikiran besar. Mereka tidak akan terjebak dalam pola pikir sempit, tidak akan terlalu peduli dengan hal-hal yang remeh, tidak penting, dan tidak bermanfaat. Dengan pola pikir dan pola hidup seperti itu, maka seandainyapun cita-citanya tidak tercapai, maka orang tersebut tetap akan menjalani hidupnya dengan baik, dan minimal bisa bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.
Maka tidak ada salahnya mempunyai cita-cita setinggi langit, hanya ada kebaikan di dalamnya. Dan tidak ada lagi perbuatan-perbuatan bodoh, misalnya seperti tawuran antar pelajar, antar kampung, atau antar apapun.
...